 
        Koleksi Dr. Afzil Ramadian
TEUSWORLD.com, Jakarta – Dalam era digitalisasi dan tantangan global saat ini, sektor logistik dan maritim Indonesia berada di titik balik penting. Di tengah arus perubahan itu, Dr. Afzil Ramadian—pejabat fungsional di Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan—muncul sebagai salah satu pemikir strategis yang tidak hanya mendorong transformasi struktural, tetapi juga memperjuangkan tata kelola inklusif dan berbasis data untuk masa depan sektor ini.
“Transformasi digital telah mengubah paradigma kerja dari konvensional menjadi terintegrasi, transparan, dan responsif,” ujar Afzil.
Menurutnya, konsolidasi BUMN pelabuhan seperti Pelindo, integrasi layanan lewat LNSW, hingga adopsi teknologi pintar menjadi langkah-langkah penting untuk menurunkan biaya logistik dan mempercepat konektivitas nasional. Namun lebih dari itu, Indonesia harus naik kelas dari sekadar negara transit menjadi pemimpin regional dalam transformasi logistik maritim yang efisien, berkelanjutan, dan berdaulat.

Dari Kegagalan Menuju Inovasi
Afzil pernah mengalami kegagalan ketika inisiatif awalnya dalam merancang tata kelola perikanan darat tidak mendapat dukungan. Namun dari sanalah ia belajar tentang pentingnya strategi komunikasi, diplomasi kebijakan, serta pendekatan partisipatif.
“Saya belajar bahwa kegagalan adalah guru yang paling jujur,” katanya. “Saya mulai mengubah pendekatan dari top-down menjadi co-creation, dan membangun kembali kepercayaan publik melalui pelibatan masyarakat secara langsung.”
Langkah ini kemudian melahirkan SidatApp, sebuah sistem informasi digital yang digunakan untuk pemantauan dan pengelolaan perikanan darat secara real-time. Aplikasi ini tidak hanya mengandalkan data biologis, tapi juga sosial ekonomi, musim pemijahan, hingga spasialitas wilayah tangkap.
Visi Teknologi 5–10 Tahun ke Depan
Afzil meyakini bahwa dalam dekade mendatang, teknologi seperti AI dan IoT, Blockchain, Digital Twin, serta Green Technology & Autonomous Systems akan memainkan peran krusial dalam rantai pasok dan pelabuhan Indonesia. “Kuncinya bukan hanya pada adopsi teknologi, tapi bagaimana seluruh ekosistem bergerak secara sinergis—antara pusat dan daerah, pemerintah dan masyarakat,” ungkapnya.
Filosofi Kerja: Integritas dan Kolaborasi
Sebagai seorang pemimpin birokrasi dan pendidik, Afzil memegang prinsip hidup sederhana: bekerja dengan niat baik, menjaga integritas, dan membangun kolaborasi bermakna. Ia percaya bahwa keberhasilan kebijakan bukan diukur dari kecepatan implementasi, tapi dari seberapa besar dampaknya bagi masyarakat luas, terutama di wilayah perairan dan pesisir yang selama ini kurang terjangkau.
Pesan untuk Generasi Muda
Di akhir wawancara, ia menyampaikan pesan yang kuat:
“Jadilah generasi yang tidak hanya pandai mengelola sistem, tetapi juga memiliki visi untuk membangun konektivitas yang adil, berkelanjutan, dan berdampak bagi bangsa.”
Baginya, sektor logistik dan pelabuhan bukan sekadar urusan teknis, melainkan ruang pengabdian. Dengan menggerakkan data, digitalisasi, dan dialog secara paralel, ia yakin Indonesia dapat membangun sistem logistik maritim yang tangguh, inklusif, dan siap bersaing secara global.
Disusun oleh Redaksi TEUSWORLD.com
 
                         
           
           
           
           
         
         
         
        